Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

[PUISI] Dimuat di Koran Analisa Rabu, 16 Agustus 2017

SUATU MASA Feby Farayola Rindu bukan melulu perihal jarak atau sesuatu yang hilang dan tak terjangkau oleh genggaman namun, barangkali rindu adalah tentang suatu masa yang tak akan terulang ketika ragaku berupa seorang gadis kecil berkepang dua yang selalu hujan dengan cintamu, bu sebab ketika waktu semakin menua detik-detik bersama semakin alpa                                     JELANG HARI KEMERDEKAAN Feby Farayola Kelak darah yang tumpah dari para insan yang terjajah akan mengalir ke suatu masa ketika semua serempak mengucap; Merdeka! panji merah putih kan berkibar di tiang tertinggi meluruhkan duka ibu pertiwi                                     BERJALAN MENUJU PERPISAHAN Feby Farayola Akhirnya kita harus berjalan menuju perpisahan dengan langkah berlawanan setelah percaya berbuah dusta segala yang pernah terjadi menjelma ruang paling sunyi di dalam sanubari                                     ASMA-

[CERPEN] "Merah Putih di Atas Api" Dimuat di Koran Waspada Minggu, 13 Agustus 2017

Gambar
Koran Waspada Edisi Minggu 13 Agustus 2017 Versi Digital Merah Putih di Atas Api Cerpen : Feby Farayola                             Dulu merah putih diperlakukan dengan keji. Selang pasca pertumpahan darah yang terjadi merah putih dipuji-piji. Kini, merah putih berada di atas api. Bagaimana nasib merah putihku nanti?             “Tak usah kau fikirkan huru-hara yang terjadi belakangan di negeri ini. Yang penting kau belajar sungguh-sungguh supaya menjadi orang yang sukses di kemudian hari.” Lelaki berkulit sawo matang itu menepuk-nepuk bahuku sambil tertawa.             Hujan menjebakku di sebuah warung kopi yang sedang tutup. Bersama Togar, si lelaki berkulit sawo matang tadi, dan beberapa teman sekolahku, kami menunggu hujan pergi sembari berbincang mengenai apa saja. Termasuk hiruk pikuk negeri ini.             “Kalau bukan kita siapa lagi yang akan perduli? Ingat Togar! Kita ini generasi penerus negeri,” sahut Wati.             Togar tidak menyahut.