Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

[PUISI] Dimuat di Koran Analisa, Pada Rabu 13 Desember 2017

MEGA MENDUNG Feby Farayola Ada luka yang menganga kala hujan tak kunjung reda banjir dimana-mana keresahan datang tanpa nama dalam benak warga dan aku ingin tenggelam dalam genangan hujan yang turun dari matamu sebab akulah mega mendung itu adakah maaf untukku?                                                 DI BELAKANG RUMAHKU Feby Farayola Di belakang rumahku kita menanam kenangan yang kini tumbuh subur menjadi pohon rindu masih tercium aroma tubuhmu yang bersimba peluh usai mengejar layang-layang putus benang kini kita telah matang dari masa belia waktu yang semakin maju bukan pengundang pilu melainkan ajal yang kemarin memelukmu             ...

[CERPEN] Perihal Perpisahan (Dimuat di Koran Waspada pada Hari Minggu 3 Desember 2017

Perihal Perpisahan Cerpen : Feby Farayola             Perihal perpisahan, sesuatu yang paling menakutkan bukan kehilang. Melainkan rindu. Aku tahu dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun apa aku sanggup menghadapi perpisahan itu ketika saatnya tiba? Apa aku sanggup menahan gigilnya rindu?             Aku adalah seorang gadis dingin yang tidak percaya pada sebuah persahabatan. Bukan tanpa alasan aku menjadi seperti ini. Luka yang diberi oleh orang-orang yang pernah mengaku sebagai sahabatku adalah sebabnya. Sahabat macam apa yang tega meninggalkanmu ketika kau terpuruk pada sebuah kegagalan? Sahabat apa macam apa yang melupakanmu begitu saja ketika kau berbuat kesalahan? Tidak pantas sebutan sahabat disematkan pada orang-orang semacam itu!            Namun, semua pemikiranku tentang sebuah persahabatan...

[CERPEN] Sekali Lagi (Dimuat di Koran Medan Pos, Minggu 8 Oktober 2017)

Gambar
Koran Medan Pos Versi Digital                                                    Aku tidak membenci luka yang kau beri. Hanya saja aku belum bisa memaafkannya. Namun sejujurnya, namamu masih terpatri di dalam hati.             Katamu kau ingin tetap tinggal? Lalu mengapa saat itu kau tanam luka di hatiku? Sekali lagi ku tegaskan, luka itu bukan masalah bagiku. Sebab aku adalah gadis yang kuat. Seiring berjalannya waktu aku yakin luka itu akan sembuh. Namun sungguh aku tak mengerti akan sikapmu. Kau pergi meninggalkan luka lalu kembali dengan membawa lagi cinta. Kau fikir hatiku apa?             “Waktu itu kita masih SMA, D...

[PUISI] Dimuat di Koran Analisa Rabu, 16 Agustus 2017

SUATU MASA Feby Farayola Rindu bukan melulu perihal jarak atau sesuatu yang hilang dan tak terjangkau oleh genggaman namun, barangkali rindu adalah tentang suatu masa yang tak akan terulang ketika ragaku berupa seorang gadis kecil berkepang dua yang selalu hujan dengan cintamu, bu sebab ketika waktu semakin menua detik-detik bersama semakin alpa                                     JELANG HARI KEMERDEKAAN Feby Farayola Kelak darah yang tumpah dari para insan yang terjajah akan mengalir ke suatu masa ketika semua serempak mengucap; Merdeka! panji merah putih kan berkibar di tiang tertinggi meluruhkan duka ibu pertiwi                         ...