[CERPEN] Nyanyian Sungai Nil (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 2 Desember 2018)
Nyanyian Sungai Nil Oleh : Feby Farayola Langit malam kota Cairo masih terjaga menemani Dzulkarnain yang sedang bersimpuh sambil bercucuran air mata dalam sujudnya. Sepertiga malam seperti saat ini adalah saat yang sakral untuk mengadu perihal segal hal yang memebelenggu dan juga meminta yang selama ini didamba. Begitupun dengan pemuda itu. Sebagai seorang hamba yang merasa hina dan penuh dosa tak henti-hentinya Dzulkarnain menyusun tangga-tamgga doa untuk menuju pintu ampunan sang maha pencipta. Sudah sekian tahun lamanya ia tinggal di bumi tempat kelahiran para nabi dengan harapan saat pulang ke kampung halaman nanti ia telah menyelesaikan pendidikan S1 dan menjadi pendakwah yang mampu membangunkan jiwa para umat yang sedang terlelap dalam keterlenaan terhadap dunia. Besar harapan kedua orang tuanya terhadapnya. Selain karena Dzulkarnain adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga, dirinya juga seorang anak sulung yang kelak akan memayung