Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

[OPINI] Keutamaan Jarak Dalam Islam (Dimuat di Koran Medan Pos, 5 Januari 2019]

Gambar
Koran Medan Pos Versi Online Keutamaan Jarak Dalam Islam Oleh : Feby Farayola             Berbicara mengenai jarak, hal-hal yang terlintas dalam fikiran masing-masing kita pasti adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Seperti halnya lelah, waktu yang terbuang dan lain sebagainya. Namun, tanpa disadari ada banyak keutamaan mengenai jarak dalam ajaran agama islam. Salah satunya yaitu memperoleh pahala. Bagaimana mungkin jarak dapat menghasilkan pahala?              Dalam hadits no. 1057 dari kitab Riyadhus Sholihin disebutkan bahwa: “Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya di dalam shalat adalah yang paling jauh berjalan menuju shalat, lalu yang jauh berikutnya. Dan orang yang menunggu shalat sampai ia melaksanakannya bersama imam lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian tidur.” (Muttafaq’alaih. HR. Bukhari, no. 651 dan Muslim, no. 669)             Kata jauh dalam hadits di atas dapat dimaknai dengan jarak. Dalam hadits tersebut jug

[CERPEN] (Al)adin (Dimuat di Koran Medan Pos, Minggu 13 Januari 2019)

Gambar
Koran Medan Pos Versi Online (Al)adin Oleh : Feby Farayola             Semenjak dunianya menjadi gelap gadis itu tidak pernah lagi perduli pada mimpi-mimpinya yang teronggokk mati. Untuk apa bermimpi sedangkan kau hidup dalam dunia yang penuh dengan kegelapan? Begitulah yang ia pikirkan. Namun semesta menghantarnya pada suatu sore yang mengubah banyak hal dalam hidupnya melalui pemuda itu. Sosok yang kembali membangkitkan mimpi-mimpinya.             Sore itu gadis tersebut sedang berada pada sebuah taman dekat perumahan tempat ia tinggal. Ia sudah hafal betul dengan daerah tersebut sehingga tiada kesulitan yang berarti untuk tiba di sana. Tempat tersebut selalu mampu menghadirkan ketenangan keti ka dirinya dilanda perasaan jenuh, resah, dan sejenis perasaan-perasaan tidak menyenagkan lainnya. Ketika ia telah menemukan sebuah bangku taman yang tiada berpenghuni, barulah disadarinya bahwa buku yang tadi ia bawa tidak ada dalam genggamannya. Astaga, kemana b

[CERPEN] Partitur (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 16 Desember 2018)

Gambar
Koran Waspada Versi Digital Partitur Cerpen : Feby Farayola                         Denting piano mengalun lembut dari ruangan berdinding batu bata itu. Sesekali terdengar bunyi bara api yang bergemeletuk dari perapian. Meciptakan kehangatan yang mengalahkan udara diri pada awal musim dingin seperti saat ini. Tak jauh dari piano yang sedang dimainkan tersebut, terdapat sebuah meja dengan partitur-partitur yang berserakan di atasnya. Partitur-partitur tersebut berisi coretan-coretan not balok sebuah symphoni yang belum rampung. Maka, lelaki tua itu mencoba merampungkannya dengan mencoba beberapa nada dengan piano tersebut.             “Sudah lewat tengah malam, pak. Lanjutkan saja besok.” Seorang pemuda menyembul dari balik pintu ruangan tersebut. Tidak benar rasanya mebiarkan bapaknya terus berkutat dengan piano dan partitur-partitut tersebut hingga lewat tengah malam seperti saat ini.             “Sebentar lagi.” Lelaki tua itu menghusap rambut berubannya, l