[CERPEN ANAK] Niat Baik di Bulan Ramadhan dimuat di Rubrik Taman Riang (Koran Analisa) 26 Juni 2016
Oleh : Feby Farayola
Tanpa terasa sudah bulan ramadhan. Bulan dimana seluruh umat muslim di seluruh dunia dunia diwajibkan untuk berpuasa.
Malam itu Abdul sedang menonton
siaran di televisi mengenai hari pertama di bulan ramadhan yang jatuh pada esok
hari. Abdul teringat pada bulan ramadhan yang dilaluinya ketika ia duduk di
bangku kelas 3 SD. Saat itu ia berpuasa seharian penuh hanya selama satu
minggu. Selebihnya ia berpuasa setengah hari. Kini Abdul telah duduk di bangku
kelas 5 SD. Ia sangat ingin berpuasa seharian penuh selama satu bulan pada
bulan ramadhan tahun ini. Tetapi keraguan muncul dalam benak Abdul. Apa mungkin
ia bisa?
Tiba-tiba ibu menghampiri Abdul.
“Lagi nonton apa Dul?” Tanya ibu.
“Ini bu, siaran tentang hari pertama
puasa besok.” Jawab Abdul.
“Oh, begitu. Hm… kira-kira bulan ramadhan
kali ini anak ibu bisa nggak nih puasa seharian penuh selama satu bulan?” Tanya
ibu sembari tersenyum kecil.
Abdul menjawab sambil cengengesan,
“Abdul sih pengennya gitu bu. Tapi Abdul nggak yakin bisa.”
“Lho? Belum di coba kok udah
langsung nyerah sih?”
Abdul tertawa kecil tanpa menjawab
pertanyaan ibu.
“Ibu kasih tahu nih ya, untuk
mewujudkan suatu keinginan yang penting tuh ada tiga hal. Kamu tahu nggak apa
tiga hal itu?”
Abdul menggeleng. “Nggak tahu.
Memangnya apa itu bu?”
“Yang pertama niat, yang kedua
ikhlas, dan yang ketiga yakin. Kalau ketiga hal ini kamu miliki, semustahil
apapun keinginan itu pasti bisa terwujud.”
Abdul terus memikirkan kata-kata ibu.
Niat, ikhlas, dan yakin. Ah, benar juga. Abdul meyakinkan dirinya sendiri bahwa
ia pasti bisa berpuasa seharian penuh selama satu bulan pada bulan ramadhan
kali ini karena ia memiliki niat yang kuat. Dan ia juga ikhlas berpuasa karena
Allah swt.
Hari pertama puasa dilalui oleh
Abdul dengan lancar. Begitupun dengan hari kedua, ketiga, dan seterusnya. Tak
lupa ia melaksanakan shalat tarawih yang dilaksanakan setiap bulan ramadhan.
Namun, cobaan mulai muncul di hari ke dua puluh. Saat itu cuaca sangat terik.
Sepeda yang biasa Abdul naiki ke sekolah sedang rusak sehingga ia harus pergi
dan pulang sekolah dengan berjalan kaki. Cuaca terik siang itu membuatnya
dibanjiri keringat. Rasa haus yang amat sangat pun dirasakan oleh Abdul.
Dan saat dalam perjalanan menuju
rumah Abdul mendapati seorang pedagang es kelapa muda. Es kelapa muda adalah
minuman kesukaan Abdul. Pedagang tersebut tampak sedang melayani seorang pembeli.
Es kelapa tersebut terlihat begitu menggiurkan. Pasti segar sekali rasanya jika
dapat meminum es kelapa tersebut walau hanya seteguk.
Tiba-tiba Abdul tersadar bahwa ia
sedang berpuasa. Segera Abdul mengucapkan istighfar lalu kembali melanjutkan
langkahnya. Setibanya di rumah Abdul menceritakan hal tersebut pada ibu.
“Wah anak ibu hebat. Pertahankan
terus sampai hari terakhir bulan ramadhan ya nak.” Puji ibu.
Tanpa terasa bedug magrib terakhir
di bulan ramadhan pun terdengar. Abdul menikmati menu buka puasa di bulan
ramadhan terakhir di tahun ini dengan lahap. Selang beberapa saat kemudian suara
takbir berkumandang. Esok hari raya idul fitri akan datang.
“Alhamdulillah bulan ramadhan tahun
ini anak ayah puasanya penuh selama satu bulan.” Ayah tersenyum sembari menatap
Abdul.
“Ternyata ibu benar. Kalau kita
memiliki niat, ikhlas, dan juga yakin dalam mewujudkan sesuatu, kita pasti
berhasil mewujudkan keinginan itu.” Sahut Abdul.
Ibu dan ayah tersenyum bangga.
“Semoga bulan ramadhan tahun depan,
tahun depannya lagi, dan seterusnya kamu bisa terus berpuasa selama satu bulan
penuh ya Dul.” Ucap ibu.
“Tetapi ingat ya Dul, berpuasa itu
karena Allah. Bukan karena pujian dari ibu dan ayah.” Ucap ayah.
“Beres bos!” Abdul mengacungkan
kedua ibu jarinya.
Ibu dan ayah tertawa bersamaan
melihat tingkah Abdul.
***
Komentar
Posting Komentar