Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

[CERPEN] Adzan di Tengah Hujan

           Sayup-sayup, ku dengar asma Allah berkumandang di tengah rintik hujan yang turun dengan deras ketika matahari telah beristirahat. Ku lirik arloji yang melingkar di pergelangan tanganku. Sudah waktunya untuk menunaikan sholat magrib. Bergegas ku ambil payung dan berjalan menuju mesjid yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Di sana, aku bertemu dengan seorang Pak tua yang menyambut kedatanganku dengan senyum ramah di wajahnya yang telah digerogoti usia. Lalu Pak tua itu menyapu pandangannya ke seisi mesjid yang hanya ada aku dan dirinya. Senyum ramah di wajahnya luntur seketika. Aku ikut menyapu pandanganku ke seisi mesjid. Mungkinkah keadaan mesjid yang sepi yang membuat air mukanya berubah? Belum sempat aku berfikir lebih jauh, Pak tua itu mengumandangkan takbir. Memulai sholat berjamaah yang pimpin olehnya. Usai sholat, sebelum aku kembali ke rumah, Pak tua itu mengajakku berbincang sejenak. Katanya, ia ingin mengenalku lebih dalam. Maklum saja, aku adalah warga baru d

[CERPEN ANAK] Perahu Kertas (Dimuat di Koran Analisa, Minggu 15 Juli 2018)

Gambar
Koran Analisa Versi Digital Perahu Kertas Oleh : Feby Farayola             Hari ini hujan turun dengan deras tanpa disertai petir. Ketika hujan sedang turun seperti saat ini, Andin dan kak Laras akan membuat perahu mainan yang dibuat dari kertas. Perahu kertas itu nantinya akan dihanyutkan pada aliran air yang tergenang di depan rumah.             Ketika rintik hujan mulai terdengar berjatuhan di atas genteng, Andin dan kak Laras mulai mengumpulkan kertas-kertas yang sudah tidak dipakai lagi lalu membuat banyak perahu kertas. Setelah selesai mereka mengambil payung dan pergi ke depan rumah untuk menghanyutkan perahu kertas tersebut.             Andin dan kak Laras pun menghanyutkan perahu kertas tersebut dengan riang gembira. Apalagi ibu mengizinkan mereka bermain di luar saat hujan dengan syarat harus menggunakan payung.   Perahu kertas yang dibuat oleh Andin dan kak Laras pun telah dihanyutkan semua. Mereka bergegas kembali masuk ke rumah. Lagipula ibu telah m

[CERPEN] Nostalgia Lebaran (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 8 Juli 2018)

Gambar
Koran Waspada Versi Digital Nostalgia Lebaran Oleh : Feby Farayola                         Suara takbir bersahut-sahutan. Namun perempuan itu masih sibuk di dapur membuat beraneka hidangan untuk disantap saat idul fitri yang jatuh pada esok hari. Sesekali ia mengaduk kuah opor ayam yang sedang menggelegak di dalam kuali agar santannya tidak pecah. Kemudian kembali sibuk memotong-motong cabai untuk membuat tauco.             Di malam takbiran seperti saat ini, perempuan itu terkenang pada malam-malam takbiran yang pernah dilewati bersama keluarganya di kampung. Biasanya ia dan keluarga besarnya akan berkumpul di rumah seorang wanita paruh baya yang biasa ia panggil bude. Malam takbiran dilalui dengan acara bakar-bakar ayam. Karena tidak semua anggota keluarganya suka ayam bakar maka ikan lele dan ikan nila bakar juga dihidangkan. Tidak terlupa pula dengan sambal kecap.             Tidak ada anggota keluarga yang memasang waka duka. Suara gelak tawa mereka menyatu.

[CERPEN] Menjelang Subuh (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 10 Juni 2018)

Gambar
Koran Waspada Versi Digital Menjelang Subuh Cerpen : Feby Farayola                         Malam merangkak menuju pagi. Sementara sang rembulan dan bintang-bintang bersiap untuk terlelap sebab sebentar lagi sang mentari akan menggantikan tugas mereka dalam memberikan cahaya untuk penduduk bumi.             Jam menunjukkan pukul 4 pagi. Suasana di sebuah kompleks perumahan yang terletak di pinggir kota itu tampak begitu sunyi. Kesunyian tersebut pecah ketika seorang gadis berpakaian minim baru saja turun dari sebuah mobil mewah berwarna silver. Dengan langkah sempoyongan ia berulang kali menekan bel sebuah rumah bertingkat dua.             “Lama sekali pembantu itu membuka pintu,” gerutu gadis tersebut. Karena pintu gerbang rumah tersebut tak kunjung terbuka, gadis itu kembali masuk ke dalam mobilnya lalu membunyikan klakson berulang-ulang. Mengundang keributan. Selang berapa menit kemudian, pintu gerbang rumah tersebut dibuka oleh seorang wanita paruh baya yang m