[CERPEN ANAK] Perahu Kertas (Dimuat di Koran Analisa, Minggu 15 Juli 2018)
Koran Analisa Versi Digital |
Perahu
Kertas
Oleh : Feby Farayola
Hari ini hujan turun dengan deras
tanpa disertai petir. Ketika hujan sedang turun seperti saat ini, Andin dan kak
Laras akan membuat perahu mainan yang dibuat dari kertas. Perahu kertas itu
nantinya akan dihanyutkan pada aliran air yang tergenang di depan rumah.
Ketika rintik hujan mulai terdengar
berjatuhan di atas genteng, Andin dan kak Laras mulai mengumpulkan
kertas-kertas yang sudah tidak dipakai lagi lalu membuat banyak perahu kertas.
Setelah selesai mereka mengambil payung dan pergi ke depan rumah untuk
menghanyutkan perahu kertas tersebut.
Andin dan kak Laras pun
menghanyutkan perahu kertas tersebut dengan riang gembira. Apalagi ibu
mengizinkan mereka bermain di luar saat hujan dengan syarat harus menggunakan
payung. Perahu kertas yang dibuat oleh
Andin dan kak Laras pun telah dihanyutkan semua. Mereka bergegas kembali masuk
ke rumah. Lagipula ibu telah memanggil untuk menyuruh keduanya mandi.
“Kalian berdua langsung mandi ya
nak. Ibu udah siapin susu cokelat hangat kesukaan kalian tuh,” ucap ibu.
“Oke bu,” sahut Andin dan kak Laras
bersamaan.
Keesokan harinya hujan kembali
turun. Andin dan kak Laras kembali membuat perahu kertas untuk dihanyutkan.
“Kak kalau sesekali kita main di
luar gak pakai payung kira-kira ibu marah nggak ya? Andin pengen sesekali mandi
hujan nih,” ucap Andin tiba-tiba.
“Iya nih kakak juga,” jawab kak
Laras.
Akhirnya Andin dan kak Laras pun
memutuskan untuk bermain hujan tanpa menggunakan payung. Saat itu ibu sedang
pergi ke minimarket dengan ayah untuk membeli persediaan makanan. Maka Andin
dan kak Laras dapat mandi hujan sebebasnya. Setelah puas mandi hujan Andin dan
kak Laras cepat-cepat mandi dan berganti pakaian. Takut kalau tiba-tiba ibu dan
ayah pulang lalu memarahi mereka.
Malam harinya Andin dan kak Laras
menggigil kedinginan. Tubuh mereka panas dan mereka juga bersin-bersin. Ibu
cemas melihat kedua anaknya tiba-tiba demam disertai flu. Cepat-cepat ibu
membuatkan Andin dan kak Laras susu cokelat lalu menyuruh mereka minum obat.
Andin dan kak Laras juga dikompres oleh ibu.
“Kenapa kalian tiba-tiba sakit
begini? Padahal tadi sore kan kalian masih sehat-sehat saja,” ucap ibu dengan
tatapan penuh selidik.
Andin dan kak Laras saling pandang.
Mereka sama-sama takut untuk mengaku pada ibu. Tapi mereka tidak ingin
berbohong. Karena mereka selalu diajarkan oleh ibu bahwa bohong itu balasannya
dosa. Orang-orang yang suka berbohong tempatnya di nereka.
“Tadi sore Laras dan dik Andin mandi
hujan bu.” Akhirnya Laras mengakui apa yang telah dilakukannya dengan adiknya
tadi sore.
“Maafkan kami ya bu. Habis Andin
pengen banget ngerasain mandi hujan,” ucap Andin.
Ibu menatap kak Laras dan Andin
bergantian lalu berkata, “Ibu menyuruh kalian main hujan menggunakan payung
bukan tanpa alasan. Itu supaya kalian nggak sakit seperti sekarang.”
Andin dan kak Laras pun merasa
menyesal karena tidak menuruti perkataan ibu. Mereka tidak memikirkan akan
menjadi sakit seperti saat ini. Mereka hanya memikirkan keasyikan saat mandi
hujan.
“Maafkan kami bu,” ucap Andin dan
kak Laras bersamaan.
“Ya sudah ibu maafkan. Tapi lain
kali jangan diulangi ya,” jawab ibu sambil tersenyum.
“Baik bu,” ucap Andin dan kak Laras
lagi.
***
Komentar
Posting Komentar