[CERPEN ANAK] Naik Kora-kora (Dimuat di Koran Analisa, Minggu 4 Agustus 2019)







Naik Kora-kora
Oleh : Feby Farayola
            

Hari ini Andin dan kak Laras pergi ke pasar malam. Andin senang sekali. Karena di sana ada banyak penjual makanan dan minuman serta bermacam-macam wahana permainan. Andin tidak sabar ingin mencoba satu persatu wahana permainan yang ada. 
“Andin mau mencoba permainan apa?” tanya Kak Laras.
            Pandangan Andin tertuju pada sebuah wahana permainan berbentuk kapal yang ukurannya sangat besar. Kapal tersebut bergerak seperti ayunan yang berayun ke depan dan ke belakang. Andin tertarik ingin mencoba permainan itu terlebih dahulu.
            “Andin mau mencoba permainan itu kak,” tunjuk Andin pada wahana permainan tersebut.
            “Oh Andin mau naik kora-kora. Ya sudah ayo kita beli tiket dulu,” ucap kak Laras. Ternyata wahana permainan tersebut bernama kora-kora. Andin baru tahu.
Setelah membeli tiket Andin dan kak Laras menyerahkan tiket tersebut kepada penjaga wahana permainan. Lalu mereka mulai duduk pada tempat kosong yang ada pada wahana permainan berbentuk perahu yang bernama kora-kora tersebut. Perlahan, kora-kora tersebut mulai bergerak dengan pelan.
“Wah! Kora-koranya mulai bergerak kak!” ucap Andin kegirangan.
“Andin pegangan ya erat ya,” pinta kak Laras.
Lama kelamaan kora-kora tersebut mulai bergerak dengan cukup kencang. Andin dan kak Laras menjerit histeris namun tidak merasa takut. Tanpa terasa kora-kora tersebut berhenti. Waktunya sudah habis. Andin dan kak Laras pun turun.
“Kak Andin mau naik kora-kora lagi,” ucap Andin sambil menarik-narik baju kak Laras.
“Tadi kan kita sudah naik kora-kora. Kita coba permainan lain saja ya,” jawab kak Laras.
“Gak mau kak. Andin mau naik kora-kora lagi,” rengek Andin.
“Kora-koranya semakin lama bergerak semakin cepat. Nanti kepala Andin pusing. Kita coba permainan yang lain saja ya, dek.”
Andin kembali merengek pada kak Laras. Matanya berkaca-kaca seperti hendak menangis. Karena tidak tega, akhirnya kak Laras menuruti permintaan Andin. Andin bersorak kegirangan saat kora-kora mulai bergerak. Semakin lama semakin cepat dan sangat cepat. Sorak kegirangan angin menjadi jerit histeris. Tiba-tiba ia ketakutkan. Andin mulai merasa kepalanya pusing. Akhirnya Andin menangis sambil memeluk kak Laras. Untungnya kora-kora tersebut segera berhenti.
Ketika turun, Andin muntah-muntah sambil menangis. Kepalanya sangat pusing. Sekujur tubuhnya berkeringat. Kak Laras membelikannya air mineral.
“Kan kakak sudah peringatkan,” ucap kak Laras sambil mengurut tengkuk Andin.
“Maafin Andin ya kak, Andin gak dengerin omongan kakak tadi,” ucap Andin sambil menangis.
“Ya sudah gak apa-apa. Ini jadi pembelajaran buat Andin kalau sesuatu yang berlebihan itu nggak baik,” ucap kak Laras sambil mengelus rambut Andin.
Andin jera karena tidak mendengarkan nasihat kak Laras tadi. Sekarang Andin mengerti, apapun yang terasa menyenangkan tetapi kalau berlebihan itu tidak baik.
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[CERPEN] Nostalgia Lebaran (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 8 Juli 2018)

[CERPEN ANAK] Terima Kasih Guruku (Dimuat di Rubrik Taman Riang Koran Analisa, Minggu 27 November 2016)

[CERPEN] "Merah Putih di Atas Api" Dimuat di Koran Waspada Minggu, 13 Agustus 2017