[Esai] Menyalakan Pijar Kearifan Lokal Dengan Webtoon (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 26 Agustus 2018)
Koran Waspada Edisi Minggu, 26 Agustus 2018 Versi Cetak |
Menyalakan
Pijar Kearifan Lokal Dengan Webtoon
Oleh
: Feby Farayola
Kearifan
lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal atau local wisdom, biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di
dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Maka dapat
dikatakan kearifan lokal merupakan salah satu identitas budaya, yang menjadi
tanda pengenal suatu masyarakat atau daerah.
Namun
kini pijar kearifan lokal mulai meredup. Penyebabnya beragam. Salah satu
penyebabnya adalah semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta banyaknya
budaya dari luar yang berbaur dengan masyarakat melalui internet. Selain itu,
rasa ketidak perdulian untuk tetap menyalakan pijar kearifan lokal juga menjadi
salah satu penyebab hal tersebut.
Padahal
sudah menjadi tugas masing-masing kita untuk menjaga dan melestarikan kearifan
lokal. Sebab, jika kita tidak perduli, negara lain akan mengkalim kearifan
lokal tersebut sebagai bagian dari budaya mereka. Hal ini sudah pernah terjadi.
Maka, untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak terulang, upaya melestarikan
kearifan lokal harus digalakkan. Salah satu caranya yaitu dengan sebuah
aplikasi yang dapat diunggah melalui playstore
yaitu webtoon.
Berdasarkan
info yang dikutip dari Wikipedia, Webtoon
juga dikenal sebagai komik daring (komik web atau komik internet). Ini berarti webtoon adalah komik yang diterbitkan di
situs web. Selain diterbitkan di situs web, Webtoon
juga dapat diinstal melalui playstore.
Setiap judul komik di webtoon di-update
perepisode setiap minggunya hingga episode terakhir berdasarkan jadwal yang
ditetapkan oleh komikus.
Banyak
komikus-komikus tanah air yang berkarya melalui webtoon. Beberapa diantaranya
yaitu, Vega Mandalika dengan karyanya berjudul Nusantara Droid War, Tan Feli
Yulita dengan karyanya berjudul Born From Death, Metalu dengan karyanya berjudul
7 Wonders, Annisa Nifsihani dengan karyanya berjudul Pasutri Gaje, Dito Satrio
dengan karyanya yang berjudul Jajan Squad, dan lain sebagainya.
Dari judul-judul webtoon yang disebutkan di
atas, yang menjadi sorotan penulis adalah Nusantara Droid War karya Vega
Mandalika dan 7 Wonders karya Metalu.
Nusantara
Droid War bercerita mengenai sebuah permainan yang bernama Droid War
(pertarungan droid). Droid adalah semacam Action Figure hidup yang dapat
bergerak dan berbicara. Yang membuat cerita ini menarik adalah droid-droid
tersebut menggunakan tokoh-tokoh dalam dunia perwayangan, legenda, mitologi
yang berasal dari Indonesia. Misalnya saja Arjuna, Gatot Kaca, Nyi Roro Kidul,
Keong Mas, Nyi Blorong, Malin Kundang, Putri Hijau, dan lain sebagainya. Unsur
kearifan lokal yang terkandung dalam cerita membuat judul webtoon satu ini
mendapat nilai lebih.
Selain
mengangkat tokoh-tokoh dalam dunia perwayangan, legenda, dan mitologi di
Indonesia, judul webtoon satu ini juga membubuhkan beberapa kosa kata yang
berasal dari bahasa minahasa, sansekerta, dan lain sebagainya. Misalnya saja I
Yayat U Santi yang merupakan seruan orang Minahasa yang berarti angkatlah dan
acung-acungkanlah pedang (mu) itu, ada pula istilah yang berasal dari bahasa
sansekerta yaitu sahasra bana yang berarti seribu anak panah, sahasra atnam
yang dalam bahasa sansekerta yang berarti seribu arwah, dan lain sebagainya.
Melalui
Nusantara Droid War, komikus mencoba mengenalkan tokoh-tokoh dalam dunia
perwayangan, legenda, dan mitologi yang berasal dari Indonesia kepada pembaca.
Sebab kini perhatian masyarakat terhadap hal-hal tersebut mulai berkurang.
Sedangkan
7 Wonders sendiri bercerita mengenai kisah Jaka Tarub. Namun 7 Wonders bukan
kisah Jaka Tarub versi modern. Melainkan kisah Jaka Tarub versi berbeda. Judul
serial webtoon yang satu ini menceritakan mengenai kisah seorang pemuda bernama
Jaka. Cerita bermula ketika Jaka mendapatkan tiket liburan gratis dari temannya
ke air terjun bidadari. Air terjun yang dikelilingi oleh Gunung Salak dan
Gunung Mas ini terletak di Sentul, 48 km dari Jakarta. Di tempat inilah Jaka
mencuri selendang seorang bidadari yang bernama Kenanga. Bagian awal cerita ini
mirip dengan kisah Jaka Tarub dan Nawang Wulan. Namun, sebenarnya dalam cerita
ini tokoh utama yang bernama Jaka merupakan keturunan kesekian dari Jaka Tarub
dan Nawang Wulan.
Serial
webtoon satu ini menjadi semakin menarik ketika Jaka diculik ke dunia hitam
oleh seorang musuh yang dulu pernah menjadi sahabatnya untuk dijual di acara
pelelangan. Sebagai keturunan raja dunia kegelapan seharusnya Jaka memiliki
sayap berwarna hitam. Namun sayap yang dimiliki Jaka berwarna putih. Hal inilah
yang membuat para makhluk dunia kegelapan berebut ingin membeli Jaka dengan
harga yang fantastis. Tetapi siapa sangka, penculikan tersebut akhirnya
mempertemukan Jaka dan ayahnya dengan bidadari nawang wulan dan juga sang raja
dunia kegelapan. Yaitu kakek dari Jaka. Disinilah semua misteri mulai terkuak
satu persatu. Mulai dari siapa orang tua Jaka sebenarnya, bagaimana masa lalu
mereka, apa yang terjadi di masa lalu, dan lain sebagainya.
Yang
membuat cerita ini menarik adalah, serial 7 wonders mengenalkan objek wisata
yang ada di Indonesia kepada pembaca. Yaitu air terjun bidadari. Selain itu
serial ini juga mengenalkan batik motif mega mendung yang dikenakan oleh Jaka
dan bidadari Kenanga pada salah satu episode. Di saat banyaknya trend fashion
modern yang dikenakan tokoh-tokoh di webtoon, komikus 7 wonders justru tetap
mempertahankan trend fashion tradisional khas Indonesia.
Itulah
serial webtoon yang mengandung unsur kearifan lokal. Kedua judul webtoon ini
mendapatkan komentar positif dari para pembaca. Terlebih karena unsur kearifan
lokal yang terkandung di dalamnya. Selain itu cara komikus mengemas ide menjadi
sebuah cerita yang unik membuat kedua judul webtoon ini begitu diminati. Hal
ini diketahui melalui kolom komentar yang tersedia disetiap episode.
Dengan
demIkian, tidak diragukan lagi bahwa webtoon dapat menjadi media pilihan dalam
menjaga pijar kearifan lokal. Semoga kedepannya akan lebih banyak munculnya
komikus-komikus dengan karya yang diminati pembaca namun tetap mempertahankan
unsur kearifan lokal.
***
Komentar
Posting Komentar