[CERPEN ANAK] Ali dan Anak Burung Merpati (Dimuat di Koran Analisa Pada Minggu, 19 Februari 2017)

Koran Analisa Rubrik Taman Riang Edisi Minggu, 19 Februari 2017

Ali dan Anak Burung Merpati
Oleh : Feby Farayola         


           Di suatu sore, Ali pergi ke tanah lapang dengan membawa sebuah layang-layang. Sore itu cuaca sangat cerah. Angin bertiup sepoi-sepoi. Seperti mendukung Ali yang ingin menerbangkan layang-layangnya. Setibanya di tanah lapang, Ali melihat teman-temannya telah menerbangkan layang-layang milik mereka terlebih dahulu. Ali jadi tidak sabar untuk segera menerbangkan layang-layangnya. Segera Ali mengulurkan benang lalu berusaha menerbangkan layang-layang tersebut.
            Ternyata menerbangkan layang-layang tidak semudah yang dibayangkan oleh Ali. Berulang kali Ali mencoba menerbangkan layang-layangnya namun ia selalu gagal. Hari semakin sore. Sementara Ali tak kunjung berhasil menerbangkan layang-layangnya. Akhirnya hari itu Ali menyerah. Ia pulang dengan perasaan kesal.
            Dalam perjalanan pulang, Ali melihat seekor anak burung merpati yang sedang belajar terbang. Berulang kali anak burung merpati itu mencoba terbang, namun ia selalu terjatuh.
            “Ah, anak burung merpati ini memiliki nasib yang sama denganku,” ucap Ali.
            Keesokan harinya Ali kembali datang ke tanah lapang. Ali bertekad, hari ini ia harus berhasil menerbangkan layang-layangnya. Tetapi hasilnya tetap sama. Ali tak juga kunjung berhasil. Akhirnya hari itu Ali kembali pulang dengan perasaan kesal.
            Dalam perjalanan pulang, Ali kembali melihat anak burung merpati yang ditemuinya kemarin sore. Anak burung merpati itu terlihat masih berusaha untuk terbang. Namun, ia masih saja gagal seperti kemarin.
            “Kita memiliki nasib yang sama,” ucap Ali sambil mengelus anak burung merpati itu.
            
              ***

            Sudah satu minggu Ali mencoba menerbangkan layang-layangnya. Namun hasilnya masih saja tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
            “Ali payah ah! Masa menerbangkan layang-layang aja nggak bisa,” ledek Rio, teman satu kelas Ali di sekolah.
            Ucapan Rio barusan membuat Ali ditertawakan oleh anak-anak yang lain.
            Dengan perasaan kesal, Ali pergi meninggalkan anak-anak itu. Ia ingin pulang saja.
            Dalam perjalanan pulang, Ali kembali bertemu dengan seeokor anak burung merpati pada waktu itu. Hari ini anak burung merpati itu telah mampu terbang. Ia mengepak-ngepakkan sayapnya yang indah.
            “Ah, akhirnya anak burung merpati itu bisa terbang,” ucap Ali sambil tersenyum.
            Tiba-tiba Ali tersadar, beberapa hari yang lalu Ali dan anak burung merpati itu sama-sama gagal mendapatkan apa yang mereka mau. Namun hari ini anak burung merpati itu telah mendapatkan apa yang ia inginkan karena anak burung merpati itu tidak mudah menyerah. Semangat Ali yang awalnya hilang kini muncul kembali. Ali akan membuktikan pada Rio dan anak-anak yang menertawainya bahwa ia bisa menerbangkan layang-layang.
            Keesokan harinya Ali datang ke tanah lapang dengan semangat yang menggebu.
            “Hey teman-teman, Ali mau menerbangkan layang-layang!” ucap Rio.
            Anak-anak yang lain pun mendekat untuk melihat Ali menerbangkan layang-layang.
            Tanpa di duga, ternyata kali ini Ali mampu menerbangkan layang-layangnya. Rio dan anak-anak yang kemarin menertawainya melihat layangan Ali yang terbang tinggi dengan kagum.
            “Ali, aku minta maaf yak arena sikapku kemarin,” ucap Rio.
            “Iya, sudah aku maafkan kok,” ucap Ali sambil mengulur benang.
            Tiba-tiba anak burung merpati yang belakangan ini ditemui oleh Ali terbang ke arahnya. Ali tersenyum sumringah melihat anak burung merpati itu.
            
              ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[CERPEN] Nostalgia Lebaran (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 8 Juli 2018)

[CERPEN] "Merah Putih di Atas Api" Dimuat di Koran Waspada Minggu, 13 Agustus 2017

[CERPEN ANAK] Terima Kasih Guruku (Dimuat di Rubrik Taman Riang Koran Analisa, Minggu 27 November 2016)