[CERPEN ANAK] Rahasia Bintang Jatuh (Dimuat di Koran Analisa Pada Minggu, 9 April 2017)

Koran Analisa Edisi Minggu 9 April 2017 Versi Digital
      



          Rahasia Bintang Jatuh
         Oleh : Feby Farayola

    
     Bel istirahat telah berbunyi. Murid-murid kelas 5 di SD Alwashiliyah Bandar Huluan berhamburan keluar kelas untuk makan siang di kantin sekolah. Namun tidak dengan Laras dan Andin. Mereka tetap berada di dalam kelas.
      “Laras, aku mau cerita sesuatu,” ucap Andin pada Laras ketika di kelas tersebut hanya ada mereka berdua.
        “Cerita apa?” tanya Laras.
       “Tapi kamu janji ya jangan kasih tahu siapa-siapa. Soalnya ini rahasia, oke?” ucap Andin lagi.
       “Iya aku janji. Memangnya kamu mau cerita tentang apa sih?” tanya Laras penasaran.
       Andin pun mulai bercerita. Bahwasanya tadi malam dirinya melihat bintang jatuh. Katanya kalau kita membuat permohonon ketika ada bintang jatuh, permohonan kita akan terkabul. Dan tadi malam, Andin membuat permohonan. Permohonannya yaitu semoga ayah membelikan sepeda baru untuknya.
       Tadi pagi ketika ayah mengantar Andin ke sekolah, ayah berkata akan membelikan sepeda baru untuk Andin. Andin senang sekali. Permohonan yang dibuatnya ketika melihat bintang jatuh tadi malam ternyata terwujud.
     Setelah mendengarkan cerita Andin, Laras jadi penasaran. Apa iya bintang jatuh bisa mengabulkan permohonan?
      Malam harinya Laras memperhatikan langit melalui jendela kamarnya. Sejak tadi ia menunggu bintang jatuh. Laras ingin membuktikan kebenaran dari cerita Andin saat di sekolah tadi.
       Tak lama kemudian Laras melihat bintang jatuh. Segera Laras membuat permohonan dalam hati. Permohonan Laras yaitu, semoga dirinya tidak mendapat nilai jelek saat ulangan matematika besok tanpa harus belajar. Laras tidak suka pelajaran matematika. Baginya pelajran matematika itu sulit.
Malam semakin larut. Laras memutuskan untuk tidur agar ia tidak bangun kesiangan besok pagi.
***
       Keesokan harinya, ketika hasil ulangan matematika dibagikan oleh bu guru, Laras sangat terkejut karena nilai ulangan matematikanya jelek.
     “Padahal aku sudah membuat permohonan pada bintang jatuh agar mendapat nilai yang baik,” ucap Laras sambil menahan tangis.
     “Sabar ya Laras mungkin kamu salah membuat permohonan.” Andin mencoba menenangkan Laras.
       Bel pulang pun berbunyi.
    Laras tidak bisa lagi menahan tangisnya. Sepanjang perjalanan pulang Laras menangis tersedu-sedu. Setibanya di rumah ibu menyambutnya dengan heran.
       “Anak ibu kenapa nangis?” tanya ibu sambil menghusap rambut lurus Laras.
       Laras tidak berani bercerita pada ibu. Dirinya takut dimarahi. Tetapi ibu berkata, “Cerita dong ke ibu, nak. Ibu nggak akan marah kok.”
       Akhirnya Laras pun bercerita bahwa dirinya mendapat nilai jelek ketika ulangan matematika tadi.
        “Memangnya Laras tidak belajar?” tanya ibu lagi.
        Laras menggeleng.
        “Lho, kalau Laras nggak belajar wajar dong kalau mendapat nilai jelek,” ucap ibu.
       “Tapi tadi malam Laras sudah membuat permohonan sama bintang jatuh supaya mendapat nilai yang baik, bu,” ucap Laras.
       Ibu tersenyum sambil kebali mengelus rambut Laras. “Nak, dengerin ibu ya. Kita gak akan mendapatkan apa yang kita inginkan kalau kita nggak mau berusaha. Bintang jatuh nggak bisa ngabulin permohonan kita. Dan seharusnya kita hanya memohon kepada Allah. Tidak boleh memohon pada yang lain.”
      Laras mengangguk paham. Dalam hati Laras berjanji akan belajar lebih giat supaya tidak mendapat nilai jelek lagi.
       Keesokan harinya Andin memberi tahu Laras bahwa cerita tentang rahasia bintang jatuh itu sebenarnya bohong. Andin memang akan dibelikan sepeda baru oleh ayahnya karena sepedanya yang lama tidak bisa digunakan lagi. Kemarin Andin hanya bermaksud iseng pada Laras.
       “Maafkan aku ya Laras. Gara-gara aku kamu jadi dapat nilai jelek,” ucap Andin dengan penuh sesal.
     “Nggak apa-apa kok. Aku udah maafin kamu. Yang penting sekarang aku tahu, kalau kita menginginkan sesuatu kita harus berusaha, iya kan?”
       Andin dan Laras pun tertawa bersama.
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[CERPEN] Nostalgia Lebaran (Dimuat di Koran Waspada, Minggu 8 Juli 2018)

[CERPEN] "Merah Putih di Atas Api" Dimuat di Koran Waspada Minggu, 13 Agustus 2017

[CERPEN ANAK] Terima Kasih Guruku (Dimuat di Rubrik Taman Riang Koran Analisa, Minggu 27 November 2016)